KATA PENGANTAR Sejak adanya surat edaran tanggal 11 juni 1993 dari mangku ketut sumantara –busungbiu yang membawa nama-nama arsa wijaya, diah wiat, aye tular dan sebagainya, saya mengumpulkan data-data sejarah dan berusaha keras untuk bias mengetahui dengan jelas peninggalan-peninggalan SATRYA DALEM CILI ULARAN yang ada di desa busungbiu kecamatan busungbiu kabupaten buleleng. Dengan dibantu oleh saudara saudara: I Gusti Bagus Ramajaya (Ida Bagawan Rama Sogatha) dan I Gusti Bagus Wengker dapatlah dikumpulkan photo-photo dokumentasi yang berkenaan dengan sejaarah, I Gusti Made Norehen yang bertindak sebagai kurir (penghubung) Kepastian informasi diperoleh dari almarhum Cokorda Bagus Sayoga (Puri Satrya Denpasar), mantan anggota DPR / MPR RI , bahwa Aye Tular bersamaan datang di bali Arya Kenceng pada tahun 1343 dari bapak Letjen Purnawirawan Awetsara beliau mendapat penjelasan konkrit, bahwa Tegal Lesung itu adalah Busungbiu sekarang (Gedang Janur , Busung Megelung), diamana Aye Tular menetap setelah Bali dikuasai oleh Majapahit. Tentunya agak ganjil apabila sejarah dilihat daripada kacamata babad, sebab babad itu hanya didasarka atas kepercayaan yang dominan, sedangkan suatu kejadian/peristiwa yang mengalami penelitian secara ilmiah dan itulah sejarah.dengan menyadari bahwa ada perbedaan antara babd dan sejarah, maka saya lebih cenderung menyusun Buku Sejarah SATRYA DALEM CILI ULARAN dari Majapahit dengan data-data sejarah dan prasati. Semoga buku yang sederhana ini dan tentunya ada kekurang-kuranganya dapat dikiranya dijadikan pelengkap perpustakaan anda yang mempunyai perhatian terhadap sejarah. Bagi Keturunan SATRYA DALEM CILI ULARAN dari Majapahit kiranya tidak usah terpengaruh dengan babad ularan yang versinya itu.
Penyusun/Pengarang Ttd (I GUSTI AGUNG NGURAH JELUN)
KERAJAAN WENGKER (Panaraga-Daha/Kediri-Jatim) Pada waktu Cri Darmawangsa tewas/gugur tahun 1007 karena kerajaan diserang oleh Laskar Sri Wijaya dan Warawari/dari India/ Kerajaan Wengker berdiri pada tahun 1035 Kerajaan Wengker dikuasai oleh Cri Airlangga. Raja Wengker pada abad ke-12 yang bernama Wijayaraja menikah dengan adik Bhreng Daha dan mepunyai putri bernama Indra Dewi (Putri Lasem). SAMBUTAN PEMEGANG PRASATI
OM ANO BHARADAH KRATAWO YANTU WESUATAH. OM SWASTIATU Sebelum kami memulai mengaturkan jalannya ceritra, SATRYA DALEM CILI ULARAN KIAJI LAMPOR dari Majapahit datang ke Bali, marilah kita mengheningkan cipta sejenak menghormati pada batara Leluhur. Memohon semoga Batara Leluhur asung lugraha dan asung kerta waranugraha kepada damauhnya yang ingin mengetahui adanya Bathara Cili Ularan di Gedang Janur/Busungbiu sekarang. Semoga setelah sama engenal Bhatara Kawitan akan segera ingat kembali kepada sumbernya, timbul suatu niat yang suci ber bakti kepada Bhatara Kawitan mengemban linganing bisama, demikian juga mengemban Kahyangan dan Pemujawalinya. Om Santhih, Santhih, Santhih, Om.
Busungbiu,30 Juni 2000. Pemegang Tambrasasti SATRYA DALEM CILI ULARAN ttd. (JERO MANGKU KETUT SEMANTRA) Busungbiu - SINGARAJA
SAMBUTAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH STKIP SINGARAJA BALI
OM SWASTI ASTU Kami mewakili Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Singaraja menyambut positif karya penyelusuran asal-usul leluhur seperti ini, karena sumber sejarah Indonesia lama sangat langka , seperti pepatah mengatakan “tiada rotan akarpun berguna”, apalagi prasati dan atau babad. Dalam konteks penulisan karya ini, hambatan yang dialami oleh penulisnya karya ini,hambatan yang dialami penulisnya adalah kelangkaan sumber , bahkan sumber satu-satunya adalah berupa “ tambrasasti/babad” yang ada di Busungbiu (di Rumah Jero Mangku Ketut Semantra) sangat disakralkan . Gejala ini umu ditemukan di Bali, terutama prasati/babd yang bertalian dengan leluhur. Walaupun demikian , menurut pengakuan I Gusti Bagus Ramajaya, salah satu preti sentananya, akan terus berusaha melengkapinya dengan menyingkap kebenaran isi cerita yang termuat dalam “tambrasasti/babad itu, dengan harapan pemegang ahli yang teliti sehingga isi sumber itu dapat dipahai kebenarannya bukan hanya oleh keturunan (trahnya) tetapi juga semua pihak yang mementingkan. Penulis sejarah menggunakan suber babad diuji ke objektivannya dan kekritissannya dalam memahami realitas historis yang terkandung didalamnya. Dengan kata lain,diperlukan metodologis tersendiri yang jauh lebih ketat dalam fase kritik (ekstern dan intern)subernya.karena prasasti atau babad (historiografi tradisional di Bali) visi dan missi.penghormatan terhadap leluhur yang berlebihan merupakan bias tersendiri. Bahkan unsur kebeneran realitas historisnya sering di kebelakangkan,artinya sangat meminimalkan unsur unsur cerita yang membawa image kurang terpuji bagi klan atau leluhurnya. Dengan kata lain,tidak pernah ditemukan ada babad yang menuliskan ketidak terpujian seorang leluhur sebagaimana layaknya sebagai manusia biasa, karena pemahaannya terhadap seorang figur bukan lagi sebagai manusia biasa,tetapi telah dipahami sebagai figur yang memiliki citra istha devata. Dalam pengantar tulisan ini tersirat ada usaha untuk mengatasi bias itu.
Bagi warga se Klan di Bali yang belum dengan jelas mengetahui asal-usul leluhurnya. Apalagi masih ada kerancuan yang berkebang di masyarakat sendiri antara Arya Ularan dan dalam Cili Ularan. Dengan terbitnya karya ini penulisnya berharap dapat dijadikan bekal dalam menyelusuri lebih lanjut eksistensi dan kebenaran “ Cili Ularan sebagai Satrya Dalem Majapahit” . karya ini terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat penyempurnaan, Karena edisi ini memang dimaksudkan bukan mencari kebanaran historisnya, tetapi yang dipentingkan adalah untuk mencari jatidiri sebagai seseorang “ trah” Cili Ularan yang sangat dihormati dan mengagumkan itu. Sedangkan untuk menjadikannya sebagai karya sejarah kritis masih akan dilengkapi(kalau ada) dengan sumber pendamping lainnya terutama argument yang dibangun denga atas atas folklore,atau tradisi lisan( crita lisan yang berkembang di masyarakat secara turun menurun), di samping sumber prasasti/babad Satrya Dalem Ularan itu. Karya seperti ini bukan saja bermanfaat bagi “ Trah Satrya Dalem Ularan” , tetapi juga akan sangat bermanfaat bagi sejarawan professional ( lawan amateur) dalam menulis sejarah kritis. Untuk itu diperlukan upaya untuk menyingkap lebih jauh kebenaran isi prasati/babad itu dengan pembacaan ulang secara teliti, meminta bantuan seorang flolog, yang ahli di bidang itu. Sekali lagi kami dari Lembaga Pendidikan Tinggi yang bergelut di bidang ini menyambut dengan gembira disertai harapan, semoga jika ditemukan sumber lain yang lebih outentik karya ini dapat disempurnakan , baik isi , rekontruksi cerita, maupun teknik penulisannya, penulis buku ini didorong oleh semangat bhakti tak terhingga demi leluhur, bahkan ( seperti penuturan tim penulis) sebelum terbit buku ini telah dipesan ratusan orang karena sangat di butuhkan akan dijadikan obor/sesuluh dalam hidup dan kehidupan klan(trah) mereka. Kami akhiri sambutan ini dengan doa “ semoga preti sentanan beliau tidak tersesat dengan adanya karya ini , dan selalu mendapatkan kesejahteraan lahir dan bathin, atau seger oger kertha raharja dan dapat mewarisi kehebatan, kesabaran, ketekunan, kerukunan,dan dapat mewarisi kehebatan, kesabaran , ketekunan,kerukunan, dan kesaktian beliau yang diyakini sebagai Satrya Dalem Mojopahit, figure sentral dalam kisah ini. Om Shantih, Shantih, Shantih Om.
Casino - The Best and Most Popular Slots in Vegas What's the best slot machine 오산 출장샵 and 화성 출장안마 how to play 밀양 출장안마 it? In Casino Vegas, players choose one or more of the slots they want, along with a 3.2.7 / 5.0.2.3 / 정읍 출장마사지 5.0.0.4 / 5.0.3 / 5.0.4.5 / 5.0. 포항 출장안마
9 Komentar:
KATA PENGANTAR
Sejak adanya surat edaran tanggal 11 juni 1993 dari mangku ketut sumantara –busungbiu yang membawa nama-nama arsa wijaya, diah wiat, aye tular dan sebagainya, saya mengumpulkan data-data sejarah dan berusaha keras untuk bias mengetahui dengan jelas peninggalan-peninggalan SATRYA DALEM CILI ULARAN yang ada di desa busungbiu kecamatan busungbiu kabupaten buleleng.
Dengan dibantu oleh saudara saudara: I Gusti Bagus Ramajaya (Ida Bagawan Rama Sogatha) dan I Gusti Bagus Wengker dapatlah dikumpulkan photo-photo dokumentasi yang berkenaan dengan sejaarah, I Gusti Made Norehen yang bertindak sebagai kurir (penghubung)
Kepastian informasi diperoleh dari almarhum Cokorda Bagus Sayoga (Puri Satrya Denpasar), mantan anggota DPR / MPR RI , bahwa Aye Tular bersamaan datang di bali Arya Kenceng pada tahun 1343 dari bapak Letjen Purnawirawan Awetsara beliau mendapat penjelasan konkrit, bahwa Tegal Lesung itu adalah Busungbiu sekarang (Gedang Janur , Busung Megelung), diamana Aye Tular menetap setelah Bali dikuasai oleh Majapahit.
Tentunya agak ganjil apabila sejarah dilihat daripada kacamata babad, sebab babad itu hanya didasarka atas kepercayaan yang dominan, sedangkan suatu kejadian/peristiwa yang mengalami penelitian secara ilmiah dan itulah sejarah.dengan menyadari bahwa ada perbedaan antara babd dan sejarah, maka saya lebih cenderung menyusun Buku Sejarah SATRYA DALEM CILI ULARAN dari Majapahit dengan data-data sejarah dan prasati.
Semoga buku yang sederhana ini dan tentunya ada kekurang-kuranganya dapat dikiranya dijadikan pelengkap perpustakaan anda yang mempunyai perhatian terhadap sejarah.
Bagi Keturunan SATRYA DALEM CILI ULARAN dari Majapahit kiranya tidak usah terpengaruh dengan babad ularan yang versinya itu.
Penyusun/Pengarang
Ttd
(I GUSTI AGUNG NGURAH JELUN)
KERAJAAN WENGKER
(Panaraga-Daha/Kediri-Jatim)
Pada waktu Cri Darmawangsa tewas/gugur tahun 1007 karena kerajaan diserang oleh Laskar Sri Wijaya dan Warawari/dari India/ Kerajaan Wengker berdiri pada tahun 1035 Kerajaan Wengker dikuasai oleh Cri Airlangga. Raja Wengker pada abad ke-12 yang bernama Wijayaraja menikah dengan adik Bhreng Daha dan mepunyai putri bernama Indra Dewi (Putri Lasem).
SAMBUTAN PEMEGANG PRASATI
OM ANO BHARADAH KRATAWO YANTU WESUATAH.
OM SWASTIATU
Sebelum kami memulai mengaturkan jalannya ceritra, SATRYA DALEM CILI ULARAN KIAJI LAMPOR dari Majapahit datang ke Bali, marilah kita mengheningkan cipta sejenak menghormati pada batara Leluhur. Memohon semoga Batara Leluhur asung lugraha dan asung kerta waranugraha kepada damauhnya yang ingin mengetahui adanya Bathara Cili Ularan di Gedang Janur/Busungbiu sekarang.
Semoga setelah sama engenal Bhatara Kawitan akan segera ingat kembali kepada sumbernya, timbul suatu niat yang suci ber bakti kepada Bhatara Kawitan mengemban linganing bisama, demikian juga mengemban Kahyangan dan Pemujawalinya.
Om Santhih, Santhih, Santhih, Om.
Busungbiu,30 Juni 2000.
Pemegang Tambrasasti SATRYA DALEM CILI ULARAN
ttd.
(JERO MANGKU KETUT SEMANTRA)
Busungbiu - SINGARAJA
SAMBUTAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH STKIP SINGARAJA BALI
OM SWASTI ASTU
Kami mewakili Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Singaraja menyambut positif karya penyelusuran asal-usul leluhur seperti ini, karena sumber sejarah Indonesia lama sangat langka , seperti pepatah mengatakan “tiada rotan akarpun berguna”, apalagi prasati dan atau babad. Dalam konteks penulisan karya ini, hambatan yang dialami oleh penulisnya karya ini,hambatan yang dialami penulisnya adalah kelangkaan sumber , bahkan sumber satu-satunya adalah berupa “ tambrasasti/babad” yang ada di Busungbiu (di Rumah Jero Mangku Ketut Semantra) sangat disakralkan . Gejala ini umu ditemukan di Bali, terutama prasati/babd yang bertalian dengan leluhur. Walaupun demikian , menurut pengakuan I Gusti Bagus Ramajaya, salah satu preti sentananya, akan terus berusaha melengkapinya dengan menyingkap kebenaran isi cerita yang termuat dalam “tambrasasti/babad itu, dengan harapan pemegang ahli yang teliti sehingga isi sumber itu dapat dipahai kebenarannya bukan hanya oleh keturunan (trahnya) tetapi juga semua pihak yang mementingkan.
Penulis sejarah menggunakan suber babad diuji ke objektivannya dan kekritissannya dalam memahami realitas historis yang terkandung didalamnya. Dengan kata lain,diperlukan metodologis tersendiri yang jauh lebih ketat dalam fase kritik (ekstern dan intern)subernya.karena prasasti atau babad (historiografi tradisional di Bali) visi dan missi.penghormatan terhadap leluhur yang berlebihan merupakan bias tersendiri. Bahkan unsur kebeneran realitas historisnya sering di kebelakangkan,artinya sangat meminimalkan unsur unsur cerita yang membawa image kurang terpuji bagi klan atau leluhurnya. Dengan kata lain,tidak pernah ditemukan ada babad yang menuliskan ketidak terpujian seorang leluhur sebagaimana layaknya sebagai manusia biasa, karena pemahaannya terhadap seorang figur bukan lagi sebagai manusia biasa,tetapi telah dipahami sebagai figur yang memiliki citra istha devata. Dalam pengantar tulisan ini tersirat ada usaha untuk mengatasi bias itu.
Bagi warga se Klan di Bali yang belum dengan jelas mengetahui asal-usul leluhurnya. Apalagi masih ada kerancuan yang berkebang di masyarakat sendiri antara Arya Ularan dan dalam Cili Ularan. Dengan terbitnya karya ini penulisnya berharap dapat dijadikan bekal dalam menyelusuri lebih lanjut eksistensi dan kebenaran “ Cili Ularan sebagai Satrya Dalem Majapahit” . karya ini terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat penyempurnaan, Karena edisi ini memang dimaksudkan bukan mencari kebanaran historisnya, tetapi yang dipentingkan adalah untuk mencari jatidiri sebagai seseorang “ trah” Cili Ularan yang sangat dihormati dan mengagumkan itu. Sedangkan untuk menjadikannya sebagai karya sejarah kritis masih akan dilengkapi(kalau ada) dengan sumber pendamping lainnya terutama argument yang dibangun denga atas atas folklore,atau tradisi lisan( crita lisan yang berkembang di masyarakat secara turun menurun), di samping sumber prasasti/babad Satrya Dalem Ularan itu.
Karya seperti ini bukan saja bermanfaat bagi “ Trah Satrya Dalem Ularan” , tetapi juga akan sangat bermanfaat bagi sejarawan professional ( lawan amateur) dalam menulis sejarah kritis. Untuk itu diperlukan upaya untuk menyingkap lebih jauh kebenaran isi prasati/babad itu dengan pembacaan ulang secara teliti, meminta bantuan seorang flolog, yang ahli di bidang itu.
Sekali lagi kami dari Lembaga Pendidikan Tinggi yang bergelut di bidang ini menyambut dengan gembira disertai harapan, semoga jika ditemukan sumber lain yang lebih outentik karya ini dapat disempurnakan , baik isi , rekontruksi cerita, maupun teknik penulisannya, penulis buku ini didorong oleh semangat bhakti tak terhingga demi leluhur, bahkan ( seperti penuturan tim penulis) sebelum terbit buku ini telah dipesan ratusan orang karena sangat di butuhkan akan dijadikan obor/sesuluh dalam hidup dan kehidupan klan(trah) mereka.
Kami akhiri sambutan ini dengan doa “ semoga preti sentanan beliau tidak tersesat dengan adanya karya ini , dan selalu mendapatkan kesejahteraan lahir dan bathin, atau seger oger kertha raharja dan dapat mewarisi kehebatan, kesabaran, ketekunan, kerukunan,dan dapat mewarisi kehebatan, kesabaran , ketekunan,kerukunan, dan kesaktian beliau yang diyakini sebagai Satrya Dalem Mojopahit, figure sentral dalam kisah ini.
Om Shantih, Shantih, Shantih Om.
Singaraja, Juli2000
Drs. I Made Pageh, M.Hum.
apa ada hubungannya dg satrya tirta harum yg jg keturunan bre wengker...
Dumogi rahayu, semetonan damuh ularan. Swaha, swaha, swaha om
Dumogi rahayu, semetonan damuh ularan. Swaha, swaha, swaha om
Apakah trah satrya dalem ularan "mempunyai pedarmaan di pura besakih??
Casino - The Best and Most Popular Slots in Vegas
What's the best slot machine 오산 출장샵 and 화성 출장안마 how to play 밀양 출장안마 it? In Casino Vegas, players choose one or more of the slots they want, along with a 3.2.7 / 5.0.2.3 / 정읍 출장마사지 5.0.0.4 / 5.0.3 / 5.0.4.5 / 5.0. 포항 출장안마
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda